TRIPLE “20”

WEB GTS Pnd

Kejadian bencana tsunami yang menimpa wilayah Kabupaten Pangandaran 17 Juli 2006 yang lalu tentunya memberikan dampak yang cukup signifikan, baik fisik maupun non-fisik. Berbagai bantuan datang, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, baik yang berupa bantuan finansial maupun bantuan non-finansial seperti trauma healing. Karena bagaimanapun, bencana yang besar akan menyisakan trauma yang teramat dalam. Dan tanpa terapi, akan sulit menghilangkannya. Dasar pemikiran itulah yang kami kembangkan dalam program inovasi WEB-GTS, dimana salah satu cara edukasi yang kami lakukan adalah dengan menyanyikan lagu bencana. Hal ini dimaksudkan supaya anak-anak dapat dengan mudah mencerna materi yang disampaikan.

Salah satu lagu bencana yang selalu kita sampaikan yaitu “Lagu Tsunami”

Tsunami datang dengan tanda-tanda
Tanda yang pertama terjadi gempa
Disusul dengan air laut yang surut
Itu pertanda tsunami..

20 detik bumi berguncang
20 menit ‘tuk evakuasi
20 meter ke tempat yang tinggi
Lakukan seperti itu
Dan percayalah, kita ‘kan selamat

 

Lagu Tsunami
WEB GTS: Lagu Tsunami

Lagu tersebut mengandung makna:

– Tsunami terjadi jika ada gempa besar minimal selama 20 detik

– Jika terjadi tsunami, kita hanya punya waktu 20 menit untuk melakukan evakuasi atau menyelamatkan diri

– Dan evakuasi yang dilakukan harus di ketinggian minimal 20 meter.

Filosofi slogan “Triple 20” tersebut berawal dari tim peneliti paleotsunami pimpinan Dr. Ron Harris yang merupakan kolaborasi peneliti dari Brigham Young University (BYU), Utah Valley University (UVU) Amerika dan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan sekitar bulan Juli tahun 2016 silam, selain melakukan penelitian dengan mengambil sampel endapan pasir, juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah sekitar wilayah yang terdampak tsunami 11 tahun yang lalu. Salah satunya adalah dengan menyanyikan lagu Tsunami tersebut. Lagu tersebut diciptakan oleh seorang Mahasiswa asal UPN Veteran Yogyakarta, Hanif Ibadurrahman, yang saat ini sedang melanjutkan studi S2-nya di Brigham Young University, Amerika.

Karena lagu merupakan bahasa universal. Dengan lagu, komunikasi verbal akan jauh terasa lebih realistis. Dengan terus-menerus menyanyikan bahkan menghafalkan lagu tersebut, diharapkan dapat lebih meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya tsunami. Karena bencana bisa datang kapan saja, maka tugas kita lah untuk dapat terus meningkatkan kewaspadaan, mengingat wilayah dimana kita tinggal merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap bencana.

Laporan Terbaru